Detail Busana Pengantin Transgender Nong Poy Bertabur Emas Murni dan Sarung Batik Jawa
Nong Poy resmi dipinang oleh konglomerat Thailand Oak Phakwa pada Rabu (1/3/2023) dalam balutan budaya khas peranakan. Mengambil tema Phuket Baba Wedding atau pernikahan khas peranakan, pengantin melakoni sederet tradisi yang menambah kesakralan pernikahan.
Pernikahan ini digelar di tengah Kota Tua Phuket yang dibangun pada 1930an. Pernikahan bergaya neoklasik ini bikin suasana Kota Tua yang lekat akan sejarah menjadi kembali terlihat hidup.
Penampilan Nong Poy di hari pernikahannya turut mencuri perhatian. Ia mengenakan busana menyerupai jubah khas pengantin peranakan Tionghoa di masa lampau dari Museum Mesh.
Detail gaun
Diketahui gaun jubah tersebut dibuat dari sutra Prancis koleksi lawas milik desainer yang dipotong dengan kerah tinggi dan lengan lipit. Gaun ini juga berhiaskan bulu kelinci yang disulam motif poppy emas. Menurut adat peranakan, ini merupakan simbol dari ingatan, harapan dan kedamaian untuk masa depan.
Terdapat tiga potong bros berlian yang menjadi pengganti kancing gaun Nong Poy. Gaun tersebut dipadukan dengan sarung bermotif emas. Penampilan sarung pada penampilan Nong Poy turut mencuri perhatian.
Dipadukan dengan sarung batik Jawa
Diketahui, kain tersebut merupakan kain batik khas Jawa yang digunakan di keraton di masa lampau. Penggunaan kain batik ini turut memperkuat penampilan vintage Nong Poy di hari pernikahannya
Melengkapi penampilan adatnya, Nong Poy mengenakan aksesori milik nenek sang pengantin pria. Nenek Oak Phakwa memberikan satu set perhiasan kepada Nong Poy untuk dikenakan di hari pernikahannya.
Aksesori emas dan berusia ratusan tahun
Semua aksesori yang diberikan merupakan perhiasan emas dan batu mulia yang berusia ratusan tahun. Tidak hanya itu, Nong Poy juga mengenakan anting berlian yang dulunya merupakan milik keluarga kerajaan Portugis. Serta kalung berlian kuno Chao Chom Uan yang dianugerahkan oleh Raja Rama V.
Sementara itu, Nong Poy juga mengenakan mahkota bunga yang disebut Hua Kuan yang dibuat ulang secara rumit. Semua menggunakan emas yang dikerjakan oleh Kelompok Kerajinan Kuno, Provinsi Ranong. Dibutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk membuatnya. Mahkota ini dihiasi oleh tali emas dan disulam dengan mutiara Phuket, berlian, dan permata.
Sumber : Fimela.com
(*)