Kisah Sayudi, Pria Lulusan SD Sukses Jadi Pengusaha Warteg yang Kini Punya 750 Mitra
Memulai bisnis sejak tahun 1996, Warteg Kharisma Bahari milik Yudi merupakan pionir waralaba Warteg di ibukota.
Gelar pendidikan nyatanya tidak bisa menjadi penghalang bagi kesuksesan
seseorang. Hal itu sudah dibuktikan sendiri oleh pria asal Tegal, Jawa
Tengah bernama Sayudi. Meski hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), ia mampu
sukses berbisnis franchise Warung Tegal (Warteg) di Ibukota.
Bahkan, warung nasi dengan nama Warteg Kharisma Bahari itu sudah tersebar
hampir di setiap sudut tempat di wilayah Jabodetabek. Meski melalui proses
panjang, kini pria yang akrab disapa Yudi itu sudah berhasil menjalin
sebanyak 750 kemitraan.
Cerita Pengusaha Warteg
Melansir dari unggahan di kanal Youtube fauzie channel, Yudi menceritakan
awal mula dirinya memulai bisnis Warteg di Jakarta. Memulai bisnis sejak
tahun 1996, Warteg Kharisma Bahari milik Yudi merupakan pionir waralaba
Warteg di ibukota.
Sebelum sukses membangun bisnisnya itu, Yudi ternyata melewati perjuangan
yang tidak mudah. Berasal dari keluarga petani, Yudi hanya bisa
menyelesaikan pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD). Masa kecilnya pun
dihabiskan untuk membantu kedua orangtuanya.
" Saya dulu cuma tamatan SD (setelah lulus) kisaran satu atau dua tahun
saya bantu orangtua di kampung jadi petani. Ibu pedagang tempe di pasar
dan bapak petani. Sebelum sekolah harus nganterin dulu ke pasar bantu ibu
setelah itu baru sekolah. Setelah itu harus ke sawah untuk bantu bapak,"
kata Sayudi.
Merantau ke Jakarta
Setelah beberapa tahun membantu kedua orangtuanya di kampung, Yudi pun
memutuskan untuk mencari peruntungan ke Jakarta. Awalnya, ia menceritakan
sempat bekerja sebagai pedagang Asongan di Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Setelah sekitar tujuh tahun, Yudi kemudian ingin merubah nasib dengan
membuka Warung Tegal.
" Awal aku usaha jadi pedagang asongan di Pulo Gadung selama 7 sampai 8
tahun. Setelah menikah masih dagang asongan, kisaran beberapa tahun baru
punya warteg kaki lima dengan modal minjam ke mertua dan saudara," kenang
Yudi.
Karena modal terbatas, Yudi pun mengatakan pernah menjalankan bisnisnya
itu dengan sistem aplusan. Maksudnya, tiga bulan pertama dia yang
menjalankan warteg. Kemudian, tiga bulan berikutnya sang teman yang
mengelola dan ia kembali menjadi pedagang asongan. Begitu
seterusnya.
Bisnis Warteg Mulai Berjalan
Kemudian, keuntungan dari usaha warteg dan hasil jualan asongan dipakai
Yudi untuk membuka warung sendiri tanpa kerjasama dengan orang lain.
Keinginannya pun terwujud, ia kemudian mendirikan warteg di daerah
Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.
" Beberapa tahun kita punya modal terus pingin buka cabang karena saya
pingin punya warteg yang di kios bukan kaki lima," ungkapnya.
Dari situlah Yudi mulai menggunakan nama Warteg Kharisma Bahari. Tak
disangka bisnis warung nasinya itu terus berkembang setiap tahunnya. Kini,
cabang Warteg milik Sayudi itu mencapai 750 outlet yang seluruhnya
tergabung dalam grup Warteg Kharisma Bahari.
Dari 750 cabang yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya, 10 warung
merupakan milik Yudi pribadi. Sementara sisanya milik para mitra. Saat
ini, tarif waralaba untuk warteg ukuran sedang disebut berkisar Rp110
juta.
Datangkan Karyawan Dari Kampung
Menariknya, untuk sistem franchise yang dikelola Yudi ia memiliki beberapa
persyaratan. Untuk sumber daya manusia (SDM), baik pengelola, tukang
masak, maupun pelayan, semua dipilih sendiri oleh Yudi. Sebab, SDM
tersebut Yudi datangkan langsung dari kampung halamannya di Tegal. Hal ini
dikarenakan Yudi ingin membantu mensejahterakan tetangganya di kampung.
" Semua SDM ini saya datangkan dari kampung saya di Tegal. Jadi, saya
kenal ataupun rekomendasi dari orang yang sudah saya kenal," ungkap dia.
Dalam video, Yudi juga bercita-cita agar Warung Tegal (Warteg) Kharisma
Bahari miliknya bisa memperluas cabang di seluruh penjuru Indonesia.
Sumber : diadona.id
(*)