Datangi Ameena Putri Aurel, si Nenek Buyut Tegas Tolak Permintaan Atta Halilintar Terkait Panggilan
Akhirnya mimpi Anissa Choliq, ibunda musisi Anang Hermansyah untuk bertemu Ameena Hanna Nur Atta terwujud.
Oma Aurel Hermansyah tersebut akhirnya dapat menggendong sang
cicit, Ameena Hanna Nur Atta.
Ashanty dan Anang Hermansyah menemani Anissa Choliq bertandang ke
rumah Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah baru-baru ini.
Hal tersebut diketahui dari video kanal youtube The Hermansyah A6 tayangan
Selasa (16/8/2022).
Dikutip Banjarmasinpost.co.id dari tayangan video vlog dalam youtube
tersebut, Selasa (16/8/2022) Anissa Choliq merasa bahagia dapat bertemu
sang cicit.
Kendati harus menunggu Ameena bangun dari tidurnya terlebih dulu, namun
hal itu tidak jadi masalah untuk Anissa Choliq.
Betapa tidak, kala Ameena sudah bangun, ia langsung mendatangi neneknya
yang sudah menanti.
Anissa Choliq langsung menggendong Ameena kemudian dikerubungi oleh Arsy
Hermansyah dan Arsya Hermansyah.
“Lucu banget si cicit oma, “ kata Anissa Choliq.
Sontak saja, mereka langsung berdiskusi untuk menentukan nama panggilan
Ameena kepada buyutnya itu.
Anissa Choliq meminta Ameena agar memanggilnya dengan sebutan nini.
Awalnya, Atta Halilintar mengusulkan sebutan uyut namun ditolak.
“Panggilnya apa sama Oma nih? Kalo Iban manggilnya nini kan Banjar, “
beber Anissa Choliq.
Ashanty lantas mengiyakannya.
“Uyut uyut, “ seru Atta Halilintar.
Anissa kemudian meminta agar dipanggi Nini saja.
Hal tersebut membuat Ashanty ikut pusing membayangkan jadi Ameena pasalnya
bayi tersebut harus mengingat nama panggilan untuk masing-masing nenek dan
kakeknya.
Memiliki enam kakek nenek, Baby Ameena memiliki panggilan berbeda untuk
satu sama lain.
Krisdayanti dan Ashanty kompak memilih nama panggilan berbeda sebagai
nenek untuk dipanggil oleh anak pertama Aurel Hermansyah dan
Atta Halilintar.
Di sisi lain, Anang Hermansyah justru ingin dipanggil kakek. Tidak
seperti Raul Lemos yang memilih dipanggil grandpa.
Sementara itu, ayah ibu Atta juga memiliki panggilan spesial dari cucunya
yakni Abi Umi Ona.
Simak video selengkapnya:
Tips Kompak Mengasuh Anak dengan Kakek-Nenek
Kakek dan nenek seringkali masih memiliki peran krusial dan pengaruh kuat
pada dinamika keluarga, khususnya dalam pengasuhan anak.
Pengaruh tersebut dapat berdampak besar jika kakek dan nenek tinggal
bersama anak dan cucu mereka.
Melansir dari Kompas.com, seiring dengan penelitian dan perubahan zaman,
tak jarang, pola pengasuhan yang terus berkembang menjadi sumber konflik
antara kakek-nenek dan orangtua anak.
Salah satu contoh pola asuh yang bisa menjadi sumber konflik adalah dalam
prosedur pemberian makan bayi dan anak (PMBA).
Hal tersebut dibenarkan oleh Senior Early Childhood and Education
Development (ECED) Specialist Tanoto Foundation, Fitriana Herarti.
Ia menjelaskan, ada beberapa contoh konflik dalam prosedur pemberian makan
bayi dan anak (PMBA).
“Misalnya, dalam prosedur pemberian makan bayi dan anak (PMBA). Orangtua
sudah terpapar informasi bahwa bayi usia 0-6 bulan hanya boleh mengonsumsi
air susu ibu (ASI),” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima
Kompas.com, Selasa (24/5/2022).
Akan tetapi, lanjut dia, berdasarkan pengalaman kakek dan nenek, usia bayi
di atas dua bulan perlu diberi tambahan pisang yang disisir atau nasi
dilumatkan agar bayi kenyang dan tidak mudah menangis.
Perbedaan cara pengasuhan tersebut, kata Fitriana, dapat menjadi penyebab
pertengkaran sehari-hari. Apabila terus berlanjut, maka dapat membuat
seluruh anggota keluarga merasa tidak nyaman.
“Di sisi lain, mungkin juga terjadi situasi di mana orangtua
menggantungkan sepenuhnya pengasuhan anak mereka kepada kakek dan nenek,”
ucapnya.
Agar anak mendapatkan pola pengasuhan yang seimbang, berikut beberapa tips
untuk kakek-nenek dan orangtua dalam menjalankan pengasuhan bersama.
1. Orangtua
Pertama, diskusikan dan sepakati bagaimana kakek dan nenek akan terlibat
dalam pengasuhan cucu mereka.
Kedua, terbuka untuk menerima saran atau nasehat kakek dan nenek. Apabila
orangtua memutuskan untuk tidak menggunakan saran ini, pastikan untuk
menyampaikan alasannya secara baik-baik.
Ketiga, melibatkan kakek dan nenek dalam pengasuhan bermanfaat untuk
melatih anak agar dapat memahami dunia yang lebih besar, tak hanya
interaksi dengan orangtua.
Keempat, jika ada perbedaan cara pengasuhan, bicarakan dengan kakek dan
nenek dalam situasi khusus dan tenang. Hindari sikap menegur kakek dan
nenek di depan anak.
Kelima, harus lebih peka terhadap kesehatan dan berkurangnya tenaga kakek
- nenek untuk mengasuh.
Keenam, hargai kebutuhan kakek dan nenek yang juga berhak memiliki
‘kehidupannya’ sendiri. Hal ini harus diterapkan jika kakek dan nenek
tidak ingin selalu “dibebani” oleh peran-peran pengasuhan seumur hidup
mereka.
2. Kakek dan nenek
Pertama, bersedia terbuka dan mencoba berbagai pengetahuan pengasuhan
terbaru.
Kedua, hindari perselisihan atau menegur orangtua di hadapan cucu, atau
membela cucu saat ia dalam didikan orangtua.
Ketiga, sepakati dengan orangtua tentang peran pengasuhan yang dilakukan
oleh kakek dan nenek.
Keempat, tunjukkan cinta dan hargai otoritas orangtua, terutama saat di
hadapan cucu.
Kelima, harus lebih lapang hati saat anak yang telah menjadi orangtua
tidak menggunakan saran atau nasehat yang diberikan kakek dan nenek. Cukup
terima dan hargai alasan yang diberikan.
“Seiring perkembangan zaman, orang tua perlu mendapatkan pengetahuan
mengenai parenting dan pola asuh dari sumber-sumber yang kredibel seperti
melalui website SIGAP di sigap.tanotofoundation.org yang memuat beragam
artikel terkait pengasuhan dan pendidikan anak usia dini,” pungkas
Fitriana.
Sumber : tribunnews.com
(*)