Jadikan Aldi Taher Penjaga Rumah Kos-kosan Raffi Ahmad dan Nagita, Usulan Lutfi Agizal Bikin Heboh
Sebuah kehebohan kembali dilakukan pasangan artis Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Orangtua Rafathar dan Rayyanza Malik Ahmad itu berencana
membangun rumah kos atau kos-kosan.
Hebatnya, bos RANS Entertainment itu akan memberikan fasilitas
luarbiasa bagi penghuninya.
Ya, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina dikabarkan bakal membuka bisnis
baru.
Hal itu diketahui Tribunnews (grup Banjarmasinpost.co.id) dari
unggahan akun Instagram keduanya @raffinagita1717, Kamis (9/6/2022).
Secara tiba-tiba Raffi Ahmad dan Nagita Slavina mengumumkan
bakal membangun kos-kosan.
Uniknya, agar bisnis barunya tersebut makin diminati, Raffi dan Nagita
memberikan iming-iming yang cukup menggiurkan.
Mereka menyebut bakal mengorbitkan para penghuni kosnya sebagai
influencer.
"Gue mau buka kos-kosan. Yang ngekos bakal gue jadiin influencer. Mau
gabung?
Gas siapa yang mau," tulis akun @raffinagita1717.
Empat jam di-posting, kolom komentar postingan Raffi Ahmad langsung
digeruduk warganet.
Tercatat ada sekitar puluhan ribu komentar dalam unggahan tersebut.
Ribuan orang berlomba-lomba untuk jadi penghuni kos milik Sultan Andara
tersebut.
Tak hanya masyarakat biasa, para publik figur Tanah Air pun turut
meramaikannya.
Sebut saja Anwar BAB, Marshel Widianto, Young Lex, hingga Lutfi
Agizal turut menuliskan komentarnya.
Malah ada yang siap menjadi tukang bersih bersih kamar kos tanpa biaya
demi bisa jadi influencer.
Salah satu komentar yang mencuri perhatian adalah milik Lutfi
Agizal.
Bukannya mengajukan diri, ia malah me-mention Aldi Taher untuk melamar
sebagai penjaga kos Raffi.
"@alditaher.official bang ada lowongan jaga kosanya nih bang,"
canda Lutfi Agizal.
Mantan pacar Salshadilla Juwita tersebut juga mendukung Aldi Taher
untuk menjadi mentornya.
Lutfi Agizal berharap kelak influencer dari kos Raffi bisa
setenar Aldi Taher.
"Skalian jadi mentor influencer handal seperti abang ku," tulis Lutfi
Agizal.
Hingga berita ini diturunkan, baik Raffi maupun Gigi belum menjelaskan secara detail kos seperti apa yang akan mereka buat.
Namun pada postingan sebelumnya, Raffi dan Gigi sempat mengunggah potret
rumah dengan halaman yang luas.
Tak diketahui juga dimana lokasi rumah tersebut.
Selain halaman yang luas nan asri, rumah tersebut juga dilengkapi dengan
kolam renang.
Sementara itu pada caption unggahannya, akun @raffinagita1717 bertanya
pada para followers, sebaiknya rumah tersebut digunakan untuk apa.
"Hmmmm ... Enaknya Diapain ya rumah ini ?" tulis akun @raffinagita1717
pada caption.
Abrar, karyawan RANS Entertainment menulis pada kolom komentar
agar rumah tersebut dimanfaatkan sebagai indekos.
"Kosan a?" tulis akun @abrar_aabs.
Menakar Gurihnya Bisnis Kos-kosan di Indonesia
Hingga saat ini, kos-kosan masih menjadi salah satu bisnis properti yang
tak pernah surut.
Bisnis ini menjanjikan masa depan cerah untuk dijalankan karena pemilik
bisa mendapatkan passive income (pendapatan pasif).
Sehingga, mereka tak perlu memikirkan pengelolaan bisnis yang rumit
seperti mengurus perusahaan atau urusan operasional dan tenaga kerja
lain yang membutuhkan keterlibatan penuh.
Lebih dari itu, kos-kosan menjadi suatu investasi yang menawarkan
keuntungan seraya menikmati masa tua karena bersifat jangka panjang.
Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto
mengatakan kebutuhan orang untuk sewa hunian yang terjangkau dan lokasi
strategis masih sangat besar, sementara pasokannya belum banyak.
"Saya lihat potensi ini cukup baik bagi pengembang dan pengelola yang
ingin bermain dibisnis ini,” kata Ferry beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, investasi di bidang kos-kosan sangat diminati, apalagi
jika aset yang dimiliki berada di kawasan perkotaan, dekat fasilitas
pendidikan, dan dekat dengan segala fasilitas publik.
Meski dalam kondisi Pandemi Covid-19, bisnis ini relatif lebih baik
ketimbang akomodasi lainnya karena tempat tinggal masih menjadi salah
satu kebutuhan dasar.
Sebut saja mitra-mitra bisnis Mamikos, yang mampu mencatat tingkat
keterisian hingga 75 persen untuk layanan Singgahsini setelah 3-4 bulan
pertama bergabung selama masa Pandemi Covid-19.
Sementara sebelum masa Pandemi Covid-19, tingkat hunian bisa mencapai
lebih dari 100 persen.
Mamikos, platform digital untuk layanan rumah kos, kini telah memiliki 3
juta kamar dari 150.000 properti yang ada di platform pencarian kos
tersebut.
Dari jumlah tersebut, sejumlah 5.000 kamar dari 400 properti dikelola
oleh manajemen properti perusahaan.
Co-founder dan CEO Mamikos Maria Regina Anggit mengatakan, Mamikos pun
telah dikunjungi 6 juta user (pengguna) per bulan.
"Ini 10 kali lebih besar daripada platform serupa dari sisi pengguna
maupun jumlah properti, sekaligus menguasai 80 persen traffic share
(pangsa kunjungan)," ujar Anggit kepada Kompas.com, Selasa (28/9/2021).
Menurut dia, tren bisnis kos-kosan ini tergantung pada lokasi dengan
banyaknya pangsa pasar di wilayah tersebut seperti profesional muda,
karyawan, mahasiswa, dan lain-lain.
Apabila hanya bergantung pada satu pasar, maka akan lebih sulit
mendapatkan keuntungan dari kos-kosan.
Sejatinya, setiap kota di Indonesia tentu memiliki kawasan kos, namun
permintaan paling tinggi biasanya berada di kawasan kampus, industri,
wisata dan pusat bisnis.
"Maka dari itu, tergantung lokasi dan strategi pemilik dalam merespon
hal tersebut," lanjut Anggit.
Dia menuturkan, Mamikos melalui manajemen propertinya membantu para
mitra (pemilik kos) mengenali potensi di masing-masing lokasi.
Selain itu, pemilik kos akan dibantu terkait perumusan dan penerapan
strategi diversifikasi pasar dalam menaikkan tingkat hunian.
Mamikos sendiri menerapkan revenue sharing (bagi untung sebelum
dikurangi biaya operasional) sebesar 15 persen.
Namun, tidak menutup kemungkinan properti dikelola secara penuh oleh
Mamikos dengan profit sharing (bagi untung setelah dikurangi biaya
operasional) atau disewakan sepenuhnya.
Jika bergabung dengan salah satu layanan premium Mamikos yaitu
Singgahsini, profit sharing-nya didasari dengan kesepakatan kedua belah
pihak.
Perhitungannya pun tergantung pada lokasi dan fasilitas kos. Sementara
okupansi juga bergantung pada lokasi dan musim.
Demikian halnya Cove, platform digital coliving asal Singapura. Mereka
menawarkan skema profit sharing dan revenue sharing, yang bisa dipilih
mitra berdasarkan sejumlah variabel lokasi, fasilitas, dan market.
Di Jakarta, misalnya. Kawasan yang paling banyak diminati tentu saja
kawasan-kawasan central business district (CBD) dan dekat kampus atau
perguruan tinggi.
Demikian halnya kota besar lainnya di seluruh Indonesia. Tak
mengherankan jika di kawasan-kawasan ini, tarif rumah kos bisa satu
setengah atau dua kali lipat dibanding pinggiran.
Country Director of Investment Cove Rizky Kusumo mencontohkan, jika di
kawasan Cilandak rentang tarif mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta
per bulan, maka di kawasan CBD bisa lebih dari itu, yakni sekitar Rp 5
juta hingga Rp 10 juta per bulan.
"Jika mitra bisnis Cove memiliki minimal 14 rumah atau unit yang
dikelola dengan tingkat keterisian 75 persen, balik modal dan keuntungan
yang diraup bisa sangat signifikan," imbuh dia.
Wajar jika kemudian banyak start up dan investor serta lembaga investasi
yang terjun di bisnis ini.
Selain Mamikos dan Cove, terdapat juga nama-nama lain yang meramaikan
bisnis coliving di Indonesia seperti CoHive, Kamar Keluarga, CoLive, dan
Cozy Coliving.
Bagi Anggit, persaingan kos-kosan adalah hal biasa dan jika ada pemain
baru bermunculan justru membuat kompetisi semakin sehat.
"Mamikos tetap harus adaptif dan kreatif terhadap perkembangan yang
terjadi. Dengan banyaknya kompetisi, tentu membuat kami haus akan
inovasi sehingga bisa bersaing di pasar," papar Anggit.
Sementara Cove yang telah melayani lebih dari 1.000 profesional dan
mahasiswa di Singapura dan Jakarta, berencana untuk melebarkan sayap di
Asia Tenggara.
Didirikan pada tahun 2018 di Singapura, Cove memprioritaskan kebutuhan
penghuni dengan menyediakan servis yang lebih mudah, lebih cepat, dan
lebih fleksibel.
Platform ini telah memiliki layanan dan hunian yang tersebar di lima
lokasi populer di Jakarta.
Meski bisnis kos-kosan di Indonesia sangat menggiurkan, namun Cove belum
akan melakukan ekspansi di luar pasar Jadebotabek.
Dilirik selebrititas
Tak hanya investor, bisnis kos-kosan juga ditekuni sejumlah selebritas
tanah air seperti Citra Scholastika dan Tantri Syalindri Ichlasari atau
yang dikenal Tantri Kotak.
Citra baru saja merambah bisnis ini dengan menggandeng salah satu
layanan manajemen properti Mamikos, Singgahsini.
Penyanyi jebolan Indonesian Idol musim keenam ini memulai bisnis
kos-kosan di kampung halamannya yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bisnis kos-kosan Citra ini dinamakan "Kos Citra" yang diperuntukkan bagi
putri dengan beragam fasilitas yang ditawarkan.
Misalnya, perabotan kamar, kamar mandi dalam dengan shower,
water-heater, air conditioner (AC), ruang tamu, loker, lemari, serta
dapur umum.
Terdapat dua jenis atau tipe kamar yang tersedia di kos tersebut yaitu
tipe A dan B yang perbedaannya hanya terletak pada luasnya.
Baginya, bisnis kos-kosan merupakan hal yang menjanjikan dari segi
capital gain (keuntungan modal) karena bersifat jangka panjang dan dapat
diwariskan.
"Saya memiliki 8 kamar kos yang bekerja sama dengan Singgahsini dan
sangat merasa dimudahkan karena tidak perlu pusing untuk memikirkan
manajemen kos hingga aktivitas pemasaran," ujar dia dalam siaran pers,
Selasa (28/9/2021).
Hingga saat ini, dia hanya perlu memantau bisnis kos saja dan semuanya
berjalan dengan baik dan rapi.
Sama halnya dengan Citra, Tantri juga memilih DIY sebagai lokasi dalam
menjalankan bisnis kos-kosan perdananya.
Bernama Bobok Manis, rumah kos Tantri terdiri dari delapan kamar dengan
konsep desain industrial.
Rumah kos ini dilengkapi beberapa fasilitas seperti perabotan kamar,
kamar mandi dengan shower, water-heater, wastafel, kulkas mini, lemari
serta dapur umum.
Berinvestasi rumah kos memang merupakan impian Tantri sejak lama karena
perempuan kelahiran tahun 1989 ini terinspirasi dari pengalaman
pribadinya.
Dia pernah mengalami keterbatasan pilihan dalam mencari kos murah di
Jakarta.
Sebagai pemula dalam berinvestasi rumah kos, Tantri juga mempercayakan
pengelolaan kosnya kepada Singgahsini.
Menurut dia, kesuksesan dalam mengelola dan mengembangkan kos tidak
hanya mengandalkan popularitas, melainkan dalam hal pemasaran serta
operasionalnya.
(*)