Perjuangan Enah Berakhir Duka, Digotong Pakai Tandu Saat Melahirkan: Terjauh, Bayi Kembar Meninggal
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht83kCM3XhyphenhyphenyHb6_Fox5r21JrvMNA2VDxgaGhEzOTfYsmeBuA4QMXjeUt-l6ABwWzDv2Gve8WKHu9K-inPulvFns5_bVoVZZWZGZ6WFQaSanszjAl4-NIIOidHQINhLwnryLt79yEWO-r7/s16000/Digotong+Pakai+Tandu.jpg)
Nasib Pilu dialami Enah (39) warga Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Sabtu (1/5/2021).
Pasalnya ibu yang tengah hamil tua ini kehilangan bayi kembar yang baru dilahirkannya meninggal dunia.
Enah sebelumnya harus berjuang ke puskesmas untuk melahirkan, di perjalanan dia sempat terjatuh saat ditandu karena akses jalan yang rusak.
Rasa sakit harus dia tahan sepanjang jalan menuju ke puskesmas melalui upaya ditandu menggunakan sarung dan bilah kayu.
Butuh pertolongan cepat, tapi akses ke puskesmas jauh
Ceritanya, Sabtu siang Enah merasakan sakit luar biasa di kandungannya yang berusia menjelang 7 bulan.
Enah harus dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan. Sayangnya akses dari rumah Enah ke puskesmas hanya jalan setapak. Sehingga warga setempat berinisiatif membawa Enah dengan tandu.
"Sekitar dua kilometer jalan kaki lewat jalan setapak, 8 orang gotong pake tandu bergantian," kata Ahmad Muhtadin tetangga Enah kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (2/5/2021).
Karena medan jalan hanya berupa tanah dan licin bekas hujan, harus ekstra hati-hati membawa Enah yang tengah hamil.
Sempat terjatuh, dijemput mobil puskesmas
Sayangnya di tengah perjalanan Enah sempat terjatuh karena alat tandu yang tidak stabil karena jalan licin.
Setelah dua kilometer menempuh jalan setapak, Enah kemudian diangkut menggunakan kendaraan roda empat ke puskesmas.
Melalui foto dan video yang dibagikan oleh Ahmad Muhtadin di akun Facebooknya, tergambar wajah kesakitan Enah, baik saat ditandu maupun ketika di dalam mobil.
Enah terekam terus menerus memegang perutnya.
Dua bayi kembar Enah akhirnya meninggal
Di Puskesmas Sindangresmi Enah kemudian melahirkan bayi kembar. Satu bayi meninggal saat masih dalam kandungan, sementara satu bayi lainnya usianya hanya bertahan enam menit.
"Dua-duanya meninggal, kondisi Bu Enah juga sempat memburuk saat tahu bayi kembarnya meninggal, Alhamdulillah sekarang sudah baikan, sudah pulang lagi ke rumah," kata Muhtadin.
Muhtadin bercerita, dalam rentang satu bulan ini setidaknya ada dua kasus serupa di desa yang berdekatan. Sebelumnya ibu hamil dari Desa Pasir Lancar, Sindangresmi, juga ditandu saat hendak melahirkan ke puskesmas.
Kasus pasien ditandu, kata Muhtadin, sudah berulang kali terjadi di kampungnya. Penyebabnya adalah karena akses jalan yang tidak memadai, baik karena rusak atau memang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Dirinya berharap, pihak pemerintah turun langsung mengecek kondisi desanya dan segera membangun jalan yang lebih layak.
Penjelasan Bupati Pandeglang Irna Narulita atas kejadian di wilayahnya ini.
Sementara itu dilansir dari TribunBanten, Irna mengakui banyak jalan rusak terjadi di sejumlah desa dan kecamatan di wilayahnya.
Menurutnya, perbaikan maupun pembangunan inrastruktur jalan secara maksimal baru dapat dilakukan jika sudah tidak ada pandemi Covid-19.
Sebab, pandami Covid-19 mempengaruhi pengalokasian pembangunan infrastruktur jalan dalam anggaran pemerintah daerah, termasuk APBD Kabupaten Pandeglang.
"Nah makanya, kalau kita ingin membangun infrastruktur ini kembali dengan cepat, maka pandemi ini harus segera berakhir," ujar Irna di Kantor Bupati Pandeglang, Rabu (28/4/2021).
Pemkab Pandeglang sebenarnya telah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan pada 2020.
Namun, anggaran tersebut dialihkan atau rescofusing untuk penanganan Covid-19 dan dampaknya.
Meski begitu, Irna berjanji segera melakukan percepatan pembangunan di tingkat desa agar masyarakat tidak mengalami kesulitan melakukan aktivitas ekonomi, kesehatan dan lainnya.
"Jadi, saya menggunakan anggaran yang ada saja untuk saat ini. Kalau dulu bisa mencapai Rp 600 miliar, sekarang tidak sampai setengahnya, hanya Rp 150 miliar," tutur Irna Narulita yang baru dilantik sebagai Bupati Pandeglang untuk periode kedua itu.
(*)